CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 11 April 2013

Mengapa Harus Bertemu Bila Tak Bisa Memiliki


Masih di siang yang sama, tiba-tiba saja ada pesan singkat dari nomor baru yang masuk ke inbox HPku. “Clara..”, ya seperti itulah bunyi pesan singkat tersebut. Lalu aku membalasnya,”iya. Maaf ini siapa?”. Beberapa saat kemudian ada pesan singkat lagi yang masuk, “hmm aku Aryo kakak tingkatmu”. Ternyata nomor baru tersebut adalah nomornya Aryo, kakak tingkatku di perkuliahan. Singkat cerita sejak itu kami sering sekali sms-an, dan ya aku merasa sangat nyaman dengannya. Kami sering berbagi cerita.                
                                                    
                                                                             ***


Sudah 3 bulan ini hatiku diliputi perasaan berbunga-bunga. Aku semakin bersemangat, tak peduli tugas yang menumpuk, atau masalah di kampus, semua terasa baik-baik saja sejak kehadiran Aryo. 


Belakangan ini aku sering bertemu dengannya, kami akan pergi sekedar makan dan ngobrol.


Sekalipun tubuh kelelahan, setidaknya aku senang dan cukup puas bisa selalu berlama-lama dengannya. Rasanya seisi hariku dipenuhi dengan namanya, dengan keceriaan, kelembutan, keromantisan serta pengetahuannya yang luas itu. Ia hampir selalu membuatku terkesima karena ia tahu banyak hal.


Awalnya aku menganggap Aryo seperti kakakku sendiri, dan sebaliknya dia menganggapku seperti adiknya sendiri. Namun ternyata semuanya tidak berjalan sesuai dengan rencana awal, singkat kata ia merebut hatiku dan aku rasa aku mulai menyukainya. Aku tak tahu apakah ia juga mempunyai perasaan seperti yang aku rasakan, namun tiba-tiba saja ia mengatakan bahwa ia menyayangiku.


Hanya dalam beberapa bulan saja, hatiku terkait terlalu erat. Aku enggan melepaskan, dan tak ingin melepaskannya. Aku berharap hubungan kami bisa lebih dekat dari ini.


Ia selalu berkata manis di depanku, Ia selalu mengucapkan kata-kata yang mampu membuatku semakin terkesima. Aryo terlihat tenang saat menyakinkan perasaannya kepadaku. Itulah sebabnya aku tak pernah khawatir dan curiga apa-apa terhadapnya.


Dan mungkin harapanku terlalu tinggi. Aku terlalu naif saat berhadapan dengan cinta. Hingga aku harus bertemu luka.

                               ***

Sudah seminggu ini Aryo bersikap acuh kepadaku. Komunikasi juga agak sedikit sulit, dan hatiku mulai bertanya-tanya. Ada apa dengannya ya?


Di sore itu tiba-tiba saja aku ingin sekali berada di luar rumah dan berlama-lama duduk di depan teras. Aku merasa lebih tenang dan dapat berpikir jernih. Berharap Aryo akan menghubungiku nanti.


Dan sesaat setelah aku hendak menjejakkan kaki masuk ke dalam rumah, aku terdiam. Aku melihat sesosok pria yang kukenal beberapa lama ini. Aryo. Ia lewat depan rumah dan membonceng seorang wanita. Siapa ya wanita itu?


Tak ingin membuatnya terkejut, aku memutuskan menahan diri dan bertanya via telepon nanti.


"Ar, kamu kenapa sih susah dihubungi akhir-akhir ini? Lalu tadi kamu boncengan sama siapa lewat depan rumahku?" tanyaku menahan emosi, karena aku tak ingin ia menganggapku terlalu cemburu atau mengekang.


"Aku sedang sibuk saja sih belakangan ini, maaf ya. Itu tadi temenku,kenapa? Kamu mau membatasi aku berhubungan sama temen-temenku?" katanya.


Jawabannya yang ketus tersebut membuatku curiga, dan merasa was-was, ada apa sih ini?


Tak berapa lama tiba-tiba ada nomor baru yang mengirimi pesan singkat kepadaku, dia mengaku bernama Mila, dan ia ingin bertemu denganku sekarang juga.


Aku dan Mila bertemu di sebuah Café. Ternyata Mila adalah wanita yang tadi dibonceng oleh Aryo. Mila menceritakan semuanya kepadaku bahwa dia adalah kekasih Aryo. Disana aku hanya bisa terdiam. Tubuhku rasanya bergetar, rasanya aku ingin menangis. Namun hatiku mengatakan kalau semua yang dikatakan Mila hanyalah kebohongan belaka. Aku menganggap ini hanya sebuah lelucon. Mungkin saja Mila hanya ingin membuat perasaanku goyah terhadap Aryo.


                                                                             ***


Sesampainya di rumah, Aryo menghubungiku dan ia mengatakan bahwa ia ingin ke rumah dan bertemu denganku. 


"Aku udah di depan." Demikian bunyi SMSnya. Segera aku berlari ke depan rumah dengan membawa jaket lengkap dengan tas slempangku. Aku tak yakin Aryo akan masuk, sehingga aku bersiap membawa perlengkapan pergi.


"Kita nggak usah ke mana-mana, di sini aja. Nggak lama kok. Aku hanya mengangguk. Dan tiba-tiba ia meraihku, memelukku dalam-dalam dan erat. Aku hanya membalas pelukannya lebih erat.


"Kamu kenapa sih Ar?"


"Clara, aku udah salah sama kamu. Seharusnya hubungan ini nggak boleh terjalin."


"Kenapa bisa begitu?"


"Aku udah punya pacar. Aku udah pacaran sama dia selama 2 tahun."


Kalimat itu membuatku terkejut dan spontan melepaskan tanganku dari tubuhnya. Aku terdiam sejenak, tak percaya.


"Kamu mempermainkan aku, Ar?" aku bertanya lirih tak jelas, berusaha meyakinkan diri kalau ini cuma mimpi.


"Aku nggak berniat mempermainkan kamu. Aku beneran sayang sama kamu. Sayangnya, pada saat itu statusku tidak lagi single. Dan, kamu boleh bilang aku egois. Tetapi, kamu harus tahu bahwa aku nggak main-main, perasaanku ini beneran sama kamu!"


Aku bingung dengan penjelasan Aryo yang terdengar hanya menguntungkan dirinya saja.


"Mungkin memang kita bertemu di waktu yang nggak tepat, itu saja," sambungnya. 


"Ok. Tak usah berbicara lagi. Aku cukup tahu ini, dan aku sudah bisa menebak selanjutnya apa," aku tertunduk kecewa dan mengambil ancang-ancang masuk ke dalam rumah. Aryo meraih tanganku, berusaha menarikku kembali ke pelukannya.


"Maaf Clara... maaf... tapi percayalah, perasaanku nggak akan berubah. Aku akan tetap sayang kamu," mataku berkaca-kaca. Kupandang dia tanpa balasan sepatah katapun.


Aku beranjak masuk. Menahan semua air mata yang nyaris tak terbendung di depannya tadi.


Akhirnya, kutumpahkan semua isak tangisku di atas tempat tidurku. Memungut semua harapanku yang telah kugantung tinggi-tinggi, dan kumasukkan lagi ke dalam hati.


Tuhan... Mengapa Kau harus mempertemukan kami jika pada akhirnya kami tak bisa saling memiliki?















1 komentar:

Agung Wendy mengatakan...

curcol nihhh :D

Posting Komentar